UX Case Study: Improving UX for Jobstreet Application

Yerikhoristian
4 min readMar 1, 2022

Hi all 🖐
Apa kabar semuanya ??

Kali ini saya akan posting cerita mengenai improvement UX untuk aplikasi Jobstreet. Mengapa saya posting ini ? Karena hal ini berawal dari suatu keresahan yang saya alami ketika Freshgraduate yang aktif mencari dan melamar suatu pekerjaan. 👀

Semasa saya menggunakan aplikasi Jobstreet untuk mencari dan melamar pekerjaan saya menemukan kejanggalan” yang ada. Seperti tidak mendapatkan suatu kejelasan mengenai lamaran yang sudah saya ajukan.

Dengan latar belakang masalah yang saya dapat diatas, saya mencoba membawa permasalahan tersebut untuk di klarifikasi dengan melakukan research kepada user lainnya.

Interview 📜

Proses research saya tentukan dengan melakukan interview kepada pengguna Jobstreet sebanyak 4–6 orang guna mendapatkan suatu insight, motivation dan frustation dari mereka. Proses interview saya lakukan / user selama kurang lebih 30–45 menit dengan metode sesi tanya jawab.
Selama proses interview berlangsung saya dokumentasikan ke dalam bentuk video recording dan screen shoot gambar seperti lampiran di bawah ini:

Setelah proses interview selesai saya coba catat insight” dari setiap narasumber / user kedalam sticky notes. Beberapa insight yang menarik saya dapatkan saya lampirkan di bawah ini:

Dari beberapa data frustation diatas saya coba untuk mengelompokan kedalam bentuk affinity map agar bisa mengkategorikan permasalahan secara general.
Lampiran affinity map ada di bawah ini:

Intinya dari beberapa data frustation yang sudah saya kelompokan kedalam affinity mapping saya mendapatkan kesimpulan bahwa:

  1. Follow up informasi

Beberapa pelamar mengeluh soal beberapa lamaran yang diajukan tidak kunjung mendapat sebuah balasan informasi dari recruiter. Sehingga mereka beranggapan aplikasi tersebut kurang transparan. Selain itu sebagian pelamar susah untuk mengetahui status lamaran yang sudah diajukan sehingga mereka hanya bisa mengira” jika lebih dari satu bulan atau lebih tidak kunjung mendapat balasan maka lamaran tersebut di anggap tidak lolos.

2. Optimalisasi

Beberapa user mengeluhkan soal fitur” yang tersedia di aplikasi tersebut belum dapat berjalan secara optimal seperti mengisi pertanyaan berulang kali, informasi lamaran yang keluar tidak sesuai rekomendasi keterampilan user, beberapa menu masih memuat tautan link. Hal” tersebut yang membuat user semkin tidak nyaman dalam menggunakan aplikasi Jobstreet.

3. Personal Message

Sebagian pelamar merasakan sulit untuk berkomunikasi dengan penyedia informasi lowongan atau recruiter untuk memastikan soal lamarannya atau informasi lowongan sudah tutup atau masih open.

4. Profil

Sebagian user mengeluhkan data profil di jobstreet tidak sangat lengkap dengan aplikasi job portal lainnya sehingga ada kemungkinan cv yang di hasilkan dari jobstreet tidak semenarik yang di harapkan oleh recruiter.

Dari 4 permasalahan diatas, setelah saya timbang dengan memperhatikan skala priority kebutuhan user saya putuskan untuk mengembangkan fitur Follow Up Informasi.

Ideate 🥰
Pada tahap ini saya sebagai UX Designer ingin melakukan brainstorming yang seluas-luasnya karena di sesi ini bagi tidak ada ide yang salah dan benar sehingga membantu designer dalam mengeluarkan ide” cemerlangnya tanpa batas apapun. Sesi ideate saya lakukan dengan metode crazy 8 yang dimana saya menuliskan ilustrasi ide nya kedalam bentuk paper atau kertas. Beberapa proses ide yang dapat saya dokumentasikan antara lain:

Penjelasan masing” ide diatas antara lain:

Decide 😏

Dari 8 ide diatas, akhirnya saya pertimbangkan untuk memilih ide nomor 7 untuk meneruskan ke tahap berikutnya.
Alasan saya memilih nomor 7 adalah:
Menurut saya sebagai designer hal ini dapat melatih si user atau pelamar untuk mengetahui apa saja tahapan” dalam proses rekrutment pekerjaan. Selain itu membantu user dalam mentracking progress perkembangan lamaran sampai sejauh di tahap mana.

Prototype 😊
Di tahap ini saya merancang beberapa output yang di buat seperti flowchart, wireframe lofi & medium fidelity serta design mockup.
Flowchart saya buat dengan Figjam. wireframe lofi saya buat dengan teknik menggambar di paper, sedangkan untuk membuat wireframe medium dan design high fidelity saya buat dengan Figma.

Flowchart.

Lofidelity

Wireframe Medium Fidelity

Design Mock up

Mau coba prototype mockup bisa kunjungi link di bawah ini 👇
https://www.figma.com/proto/Z0e0gm5ytkFC9qPkZkbeeC/Test-Case-Doku?node-id=67%3A978&scaling=min-zoom&starting-point-node-id=82%3A554&show-proto-sidebar=1

Sekian atas study case penjelasan dari saya.
Maaf jika ada kekurangan dan kesalahan 🖐

Sampai jumpa di content berikutnya 😉

--

--

Yerikhoristian

Hi Introduce me yerikho ristian. I have a mission and dream to become an UI / UX Design in 2021. I just want to be true to my choice.